Kosongnya
jabatan sekretaris daerah pemerintah provinsi Riau ternyata berpengaruh pada
penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) triwulan II. Hingga Jumat (12/4),
belum ada keputusan kapan usulan BOS yang disampaikan Dinas Pendidikan (Disdik)
disetujui pemprov.
Menurut Ketua
Tim Manajemen BOS Riau, Sri Petri Haryanti kepada wartawan, sejak tanggal 9
April lalu, pihaknya sudah mengajukan dua usulan ke pemprov. Namun, karena saat
ini masih terjadi kekosongan jabatan sekretaris daerah, belum ada kepastian
usulan mana yang disetujui.
Surat Perintah
Pembayaran (SPP) maupun Surat Perintah Membayar (SPM) harus ditandatangani
sekretaris daerah. Karena itulah terkait penyaluran dana BOS, Disdik masih
menunggu adanya sekretaris daerah. "Kita mendapat informasi dalam waktu dekat
sekretaris daerah sudah ada," ungkap Petri.
Sebelumnya,
Disdik telah menyerahkan dua data usulan ke pemprov. Usulan pertama yaitu untuk
990.921 anak dengan rincian 771.425 siswa SD dan 219.496 siswa SMP. Sementara
total anggarannya yaitu, Rp 150.817.165.000.
Sementara itu
data usulan kedua, total anggaran adalah sebesar Rp 153.835.390.000 dengan
penerima 1.010.123 siswa. Dengan rincian, untuk tingkat SD ada 783.429 siswa
dan SMP 226.694 siswa. Penambahan anggaran ini karena ada sekolah baru. Revisi
SK terbaru dilakukan berdasarkan data terbaru dari kab/kota.
Saat ini, dana
yang sudah masuk dari Kemdikbud hanya Rp 150.817.286.338. Dengan total penerima
990.921 anak. 771.425 diantaranya siswa SD (3.493 sekolah) dan 219.496 siswa
SMP (1.013 sekolah ).
Jika nanti
pemprov menerima usulan yang berdasarkan data terbaru, Disdik akan tetap
melakukan pencairan sesuai uang yang masuk. "Berapa anggaran yang ada, itu
dulu yang disalurkan," tuturnya.
Sementara,
kekurangannya akan diusulkan kembali ke pusat.
Biasanya, kekurangan dana salur tersebut bisa ditanggung dengan dana buffer. Menurutnya, dana buffer yang disediakan untuk Provinsi Riau tahun ini adalah sebesar Rp 26.496.390.000.
Biasanya, kekurangan dana salur tersebut bisa ditanggung dengan dana buffer. Menurutnya, dana buffer yang disediakan untuk Provinsi Riau tahun ini adalah sebesar Rp 26.496.390.000.
Sementara itu,
Kepala SMPN 2 Pekanbaru, Yusnaeti Ardina MPd menegaskan bahwa keterlambatan
penyaluran BOS tidak menjadi kendala dalam operasional di sekolah tersebut.
Menurutnya, kepala sekolah dituntut harus pandai mengelola anggaran yang sudah
tersedia.
"Disinilah
kecerdasan kepala sekolah diuji," ungkapnya. Menurutnya, kepala sekolah
mesti pandai melihat mana kegiatan yang menjadi prioritas. Sehingga, anggaran
yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan operasional.
Yusnaeti
menjelaskan, hal seperti ini bukan satu tau dua kali saja terjadi. Beberapa
tahun lalu, juga sudah pernah terlambat. Karena itulah ia yakin kepala sekolah
di Pekanbaru telah berpengalaman mengatasi masalah tersebut. Meski demikian, ia
tetap berharap pemprov bisa segera mengangkat sekretaris daerah defenitif yang
terbaik.
Sumber : Tribun Pekanbaru

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !