Pengembangan industri hilir perkebunan
sawit dinilai dapat memberikan kesejahteraan terhadap para petani sawit. Untuk
itu Pemerintah daerah di Riau diminta membuat kebijakan percepatan realisasi
industri hilir di Riau.
“Untuk meningkatkan daya beli teerhadap
petani kelapa, kita memang harus melakukan diservikasi di dalam berbagai jenis
downstream. Tidak hanya industri hulu komoditas kelapa saja, tetapi industri
hilirnya juga," ujar Gubernur Riau, Rusli Zainal kemarin.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau,
lanjutnya, telah melakukan berbagai pendekatan dengan sejumlah investor, yang
berminat menanamkan modalnya dalam pengembangan industri hilir kelapa di Riau.
Dan beberapa investor-investor dari berbagai negara seperti Jepang, sudah
menyatakan keinginannya untuk melakukan diservifikasi bidang usaha industri
hilir kelapa ini.
"Ada beberapa investor asal Jepang
tertarik untuk investasi. Nah, ini kita harapkan dapat menjadi persaingan yang
lebih baik. Terutama sekali untuk meningkatkan kesejahteraan petani kelapa kita
di Riau ini," ungkapnya.
Gubri menegaskan, sudah saatnya kini
para petani lebih mengembangkan produksi industri hilir (downstream) kelapa.
Ini dilakukan, demi meningkatkan kesejahteraan petani kelapa semakin membaik.
Upaya mengantisipasi rendahnya harga
jual kelapa oleh perusahaan, yang berakibat semakin mencekiknya kehidupan para
petani kelapa seperti di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Pemprov Riau juga
mengirimkan surat kepada Menteri Pertanian RI, untuk memperhatikan harga
standar kelapa di tanah air.
“Hasilnya Menteri menyetujui usulan
Riau itu dan menjadikan pembahasan di tingkat nasional. Akhir Desember ini akan
dibahas. Tidak saja Riau, tetapi seluruh provinsi penghasil kelapa. Jadi itu
menjadi usulan nasional," pungkas Gubri. (rls)

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !