Keputusan Menpora Soal ISG Kecewakan Riau

Kamis, 25 April 2013

Pekanbaru (Marwah Riau)
Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, yang mengumumkan memindahkan penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (III), dari semula di Provinsi Riau ke Jakarta, dinilai panitia daerah sebagai keputusan mengejutkan yang bersifat sepihak. Untuk keputusan sepenting itu, Menpora bukannya mengundang perwakilan panitia daerah untuk berdiskusi lebih dulu, namun langsung memutuskan tanpa memikirkan dampak keputusan.
Gubernur Riau yang juga Ketua pelaksana ISG III tahun 2013, Rusli Zainal, menilai keputusan Menpora kurang menghargai jerih payah dan perjuangan panitia daerah, agar pelaksanaan iven internasional tersebut tetap bisa terlaksana di Riau, sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya melalui Keputusan Presiden.
“Harusnya Menpora memberikan solusi, mendorong pembangunan daerah sesuai semangat otonomi melalui olahraga. Ini yang sedang kami perjuangan dan sudah disiapkan lahir batin selama 3 tahun. Tapi semuanya seperti tidak ada dihargai sama sekali oleh Menpora,” tegas Gubri pada wartawan.
Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII yang seharusnya juga menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, telah sukses diselenggarakan dengan banyak menelan anggaran daerah. Sedangkan untuk penyelenggaraan ISG, meski diakui banyak kendala, namun jika semua stakeholders mulai dari pemerintah pusat dan daerah saling bahu membahu bekerja sama dengan niat baik, Gubri yakin semua persoalan bisa diatasi. Terlebih lagi, team technical delegate sudah 4 kali ke Riau dan menyatakan tidak ada masalah berarti.
Pembatalan sepihak ini juga akan merugikan panitia daerah dalam hal pertanggungjawaban. Karena sejak 4 bulan lalu, panitia daerah sudah merekrut lebih dari 4000 orang LO dan 825 penterjemah baik untuk bahasa Inggris, Arab dan Prancis.  Belum lagi perbaikan-perbaikan venue yang sudah dilakukan dengan anggaran daerah.
Ratusan panitia juga sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dan sudah pula bekerja tak kenal waktu demi suksesnya ISG. Bahkan digelar rapat berkali-kali antara panitia daerah dan panitia pusat.
“Bahkan saat Menpora ke Riau, beliau menegaskan dan berjanji, ISG tetap di Riau. Itu pernyataan resmi di hadapan panitia, tokoh masyarakat dan media. Tapi sekarang tiba-tiba ada pernyataan berbeda. Lewat media pula,” sesal Gubri.
Penetapan Riau sebagai tuan rumah ISG III tahun 2013 kata Gubri, telah dihadiri pemerintah Indonesia dalam sidang ISSF di Jeddah yang saat itu dihadiri Menpora, Ketua KOI dan Gubri. Bahkan Gubri mewakili Pemerintah RI juga telah menerima bendera ISH dari Presiden ISG di Jeddah tahun lalu.
“Saya memahami Menpora membuat keputusan sepihak seperti itu kerena beliau baru diberi amanah menjadi Menpora dan beliau tidak mengikuti bagaimana beratnya kami selama 3 tahun  mempersiapkan ISG ini. Selain itu sudah berapa anggaran yang kami keluarkan demi membangun venue bertaraf internasinal hingga mainstadium Riau bisa masuk nominasi 16 stadion terbaik dunia,” kata Gubri.
Gubri berharap, dalam waktu dekat segera ada pertemuan antara Kemenpora, KOI, KONI dan panitia daerah ISG, untuk membicarakan secara jelas duduk persoalannya. Bukan justru pengumuman yang hanya lewat media. Sehingga pernyataan Menpora, jangan sampai menimbulkan kekecewaan apalagi reaksi yang bisa membuat situasi di daerah tidak kondusif. Mengingat pelaksanaan ISG sudah dinanti masyarakat Riau, sebagai satu momen kebangkitan olahraga dan pembangunan di daerah.(rls)

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © September, 2012. Marwah Riau - All Rights Reserved
Design by Blogger Inside Inspired by Create Website
Proudly powered by Blogger