Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, yang mengumumkan
memindahkan penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (III), dari semula di
Provinsi Riau ke Jakarta, dinilai panitia daerah sebagai keputusan mengejutkan
yang bersifat sepihak. Untuk keputusan sepenting itu, Menpora bukannya mengundang
perwakilan panitia daerah untuk berdiskusi lebih dulu, namun langsung
memutuskan tanpa memikirkan dampak keputusan.
Gubernur Riau yang juga Ketua pelaksana ISG III tahun 2013, Rusli
Zainal, menilai keputusan Menpora kurang menghargai jerih payah dan perjuangan
panitia daerah, agar pelaksanaan iven internasional tersebut tetap bisa
terlaksana di Riau, sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya melalui
Keputusan Presiden.
“Harusnya Menpora memberikan solusi, mendorong pembangunan daerah
sesuai semangat otonomi melalui olahraga. Ini yang sedang kami perjuangan dan
sudah disiapkan lahir batin selama 3 tahun. Tapi semuanya seperti tidak ada
dihargai sama sekali oleh Menpora,” tegas Gubri pada wartawan.
Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII yang
seharusnya juga menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, telah sukses
diselenggarakan dengan banyak menelan anggaran daerah. Sedangkan untuk
penyelenggaraan ISG, meski diakui banyak kendala, namun jika semua stakeholders
mulai dari pemerintah pusat dan daerah saling bahu membahu bekerja sama dengan
niat baik, Gubri yakin semua persoalan bisa diatasi. Terlebih lagi, team
technical delegate sudah 4 kali ke Riau dan menyatakan tidak ada masalah
berarti.
Pembatalan sepihak ini juga akan merugikan panitia daerah dalam
hal pertanggungjawaban. Karena sejak 4 bulan lalu, panitia daerah sudah
merekrut lebih dari 4000 orang LO dan 825 penterjemah baik untuk bahasa
Inggris, Arab dan Prancis. Belum lagi perbaikan-perbaikan venue yang
sudah dilakukan dengan anggaran daerah.
Ratusan panitia juga sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dan
sudah pula bekerja tak kenal waktu demi suksesnya ISG. Bahkan digelar rapat
berkali-kali antara panitia daerah dan panitia pusat.
“Bahkan saat Menpora ke Riau, beliau menegaskan dan berjanji, ISG
tetap di Riau. Itu pernyataan resmi di hadapan panitia, tokoh masyarakat dan
media. Tapi sekarang tiba-tiba ada pernyataan berbeda. Lewat media pula,” sesal
Gubri.
Penetapan Riau sebagai tuan rumah ISG III tahun 2013 kata Gubri,
telah dihadiri pemerintah Indonesia dalam sidang ISSF di Jeddah yang saat itu
dihadiri Menpora, Ketua KOI dan Gubri. Bahkan Gubri mewakili Pemerintah RI juga
telah menerima bendera ISH dari Presiden ISG di Jeddah tahun lalu.
“Saya memahami Menpora membuat keputusan sepihak seperti itu
kerena beliau baru diberi amanah menjadi Menpora dan beliau tidak mengikuti
bagaimana beratnya kami selama 3 tahun mempersiapkan ISG ini. Selain itu
sudah berapa anggaran yang kami keluarkan demi membangun venue bertaraf
internasinal hingga mainstadium Riau bisa masuk nominasi 16 stadion terbaik
dunia,” kata Gubri.
Gubri berharap, dalam waktu dekat segera ada pertemuan antara
Kemenpora, KOI, KONI dan panitia daerah ISG, untuk membicarakan secara jelas
duduk persoalannya. Bukan justru pengumuman yang hanya lewat media. Sehingga
pernyataan Menpora, jangan sampai menimbulkan kekecewaan apalagi reaksi yang
bisa membuat situasi di daerah tidak kondusif. Mengingat pelaksanaan ISG sudah
dinanti masyarakat Riau, sebagai satu momen kebangkitan olahraga dan
pembangunan di daerah.(rls)

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !