Sikap
tidak terima atas keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Riau
memindahkan lokasi pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) III dari
Pekanbaru ke Jakarta ditunjukkan oleh wakil ketua I panitia daerah Syamsurizal.
Bahkan Syamsurizal mengajak seluruh masyarakat Riau mempertahankan ISG tetap di
Pekanbaru.
"Kita
tidak boleh diam saja dengan pemindahan ini. Kita harapkan masyarakat Riau
bersatu padu agar tidak berpindah ke daerah lain," imbau Syamsurizal saat
dihubungi lewat telepon selulernya, Selasa (23/4).
Namun
Syamsurizal tidak tegas menyebutkan langkah apa yang bisa dilakukan masyarakat
Riau dalam mempertahankan ISG tetap di Pekanbaru. Kala dihubungi, Syamsurizal
sendiri berada di Jakarta untuk mengikuti seleksi calon sekretaris daerah (Sekda)
Pemprop Riau.
Sebelumnya,
Senin siang (22/4) Menpora Roy Suryo memutuskan pelaksanaan ISG III dipindah
dari Pekanbaru ke Jakarta. Keputusan diambil lewat sebuah rapat dan berbagai
alasan diutarakan Menpora sehingga memutuskan perpindahan tersebut.
Panitia
daerah jelas memang tidak terima atas keputusan. Panitia daerah pun
mempertanyakan dasar pertimbangan sehingga keputusan perpindahan dilakukan.
Selain
itu, Syamsurizal mengatakan, penunjukan Riau sebagai tuan rumah pelaksanaan ISG
melalui sebuah surat keputusan presiden (Kepres). Sehingga perpindahan lokasi
ISG juga harus melalui sebuah Kepres.
"Kita
ditunjuk sebagai tuan rumah lewat sebuah Kepres 15 tahun 12. Perpindahan pun
harus lewat Kepres. Kita menunggu Kepres itu," ujarnya.
Kalau
belum ada Kepres tersebut, Syamsurizal menegaskan Riau masih tetap tuan rumah.
Tidak ada perpindahan.
"Sampai
saat ini kita masih tuan rumah. Titik. Tidak boleh omongan Menpora saja
memindahkan ISG itu. Harus pakai Kepres," kata Syamsurizal.
Seandainya,
Kepres baru turun dari Presiden terkait perpindahan lokasi ISG ini? "Kita
minta Presiden dan kita katakan bahwa kita siap menggelar ISG," kata
Syamsurizal.
Mantan
bupati Bengkalis ini mengatakan keputusan pemindahan tersebut merupakan
keputusan sepihak. Sebab dalam rapat keputusan tersebut panitia daerah tidak
dilibatkan.
Syamsurizal
sendiri cukup heran atas keputusan Menpora tersebut. Sebab sejauh ini tidak ada
kesalahan panitia daerah dalam mempersiapkan ISG. Bahkan sejauh ini, selama dua
tahun lebih, persiapan sudah dilakukan Riau demi ISG. Terlebih saat ini
renovasi venue sudah berjalan.
"Tidak
boleh ada perubahan secara sepihak saja. Apa dasarnya. Sudah dua tahun kita
mempersiapkan ini. Ini soal marwah masyarakat Riau," katanya.
Syamsurizal
sendiri tidak terima alasan berdekatan dengan pelaksanaan Pemilihan Gubernur
Riau (Pilgubri) dijadikan alasan pemindahan lokasi. Dengan asumsi pelaksanaan
ISG pada Oktober, sehingga tidak akan mengganggu Pilgubri.
"Tidak
ada hubungan dengan Pilgubri. Siapa bilang ada. Kan ISG di Oktober. Yang
September kan belum sah," ujarnya.
Syamsurizal
mengatakan, ketiadaan duit dari pemerintah pusatlah yang membuat sejumlah
persiapan ISG di daerah tersendat. Sampai saat ini, terangnya, satu rupiah pun
belum cair dana Rp 200 miliar dari pusat yang diperuntukkan untuk pelaksanaan
ISG ini.
"Permasalahan
utama adalah soal uang pusat yang sampai saat ini satu rupiah pun tak cair.
Jadi jangan dikatkan dengan hal lain," ujarnya. (rls)
.jpg)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !