Nelson Hutahaean : Diduga Ada Provokator Dibalik Tuduhan Pemerasan

Sabtu, 20 Juli 2013

Pekanbaru (Marwahriau.com)
Nelson Hutahaean di ruang kerjanya
Masih ingatkah pembaca tentang pemberitaan minggu lalu dengan judul  “ Pemohon Asuransi Diadukan Memeras Oleh Pemberi Kuasa?”, ternyata sebelumnya mempunyai informasi terkait  kinerja Petugas Asuransi yang diduga menjadi pemicu konflik Sellyna melaporkan Nelson Hutahaean selaku penerima kuasa untuk membantu mengurus asuransi ke pihak Jasa Raharja di kota Pekanbaru.
Ibarat Menolong Anjing Gila Terjepit Lalu Kemudian Dipagut Ular, inilah yang dialami mantan pempred Palapa Pos ini, pasalnya Sellyna yang ditolong malah nodong, bahkan Nelson Hutahaean diberitakan salah satu media harian di kota Pekanbaru  bahwa Nelson peras ahli waris bahkan dituding Wartawan Gadungan yang tidak mempunyai  Koran serta dilaporkan ke Polresta Pekanbaru seperti yang diberitakan salah satu media harian terbitan kota Pekanbaru.
Menurut Nelson Hutahaean Ketua DPD IPPI (Ikatan Pers Dan Penulis Indonesia) Provinsi Riau ini kepada Wartawan pada Kamis (18/7) di ruang kerjanya, sejak semula lelaki yang pernah mengabdi sebagai Pengabdi Hukum di LBH PUSBADHI ( Pusat Bantuan Hukum Di Indonesia) dan pernah juga bergabung di LBH Wahana Keadilan di kota Medan ini menuturkan, “Sejak pertama saya datang ke asuransi untuk melengkapi berkas-berkas yang diperlukan , salah satu pegawai asuransi yang akrab dipanggil ibu Ana sudah berkomentar pada saya bahwa berkas asuransi itu tidak bisa diajukan dengan alasan tabrak lari tanpa melihat berkas-berkas lebih dahulu, bahkan ironisnya komentar itu dibantah salah seorang petugas lainnya sembari mengecek berkas-berkas yang saya ajukan. Namun karena Sellyna belum punya KTP dan berkas lainnya masih banyak yang kurang , akhirnya saya tidak jadi menyerahkan berkas pada hari itu”, terangnya.
Masih menurut pria yang disebut-sebut sudah banyak mendidik wartawan untuk berani melakukan tugas sebagai kontrol sosial ini, Petugas Asuransi yang disebut-sebut bernama Ana juga terkesan bekerja untuk kepentingan pribadi, pasalnya informasi yang diperoleh Nelson bahwa Ana terkesan mendahulukan mendatangi  Desmiati isteri kedua almarhum Setia Budi yang belakangan hari diketahui tidak mempunyai surat nikah yang sah dan anehnya menurut keluarga isteri pertama bahwa Petugas Asuransi itu diduga sengaja tidak menyambangi rumah Sellyna kendatipun rumah mereka hanya berjarak sekitar 3 rumah. Baru setelah berkas pengajuan asuransi diserahkan Nelson pada tanggal 10 Juli 2013 barulah petugas yang akrab dipanggil dengan sebutan ibu Ana mengunjungi isteri sah korban.
Lebih lanjut Nelson Hutahaean membeberkan ,”saat saya mendatangi Sellyna untuk bersama-sama menyerahkan berkas asuransi ke pihak Jasa Raharja terungkap lagi informasi yang diberikan Saliyo ayah sellyna bahwa ada Petugas Asuransi yang mendatangi mereka dan menyodorkan Surat Pernyataan tetapi isinya kosong untuk ditanda tangani , merasa ada sesuatu yang tidak beres Saliyo menentang dan sempat ribut dengan Petugas Asuransi, juga salah seorang lelaki yang mengaku adik Saliyo menuturkan kepada saya bahwa petugas di Asuransi Jasa Raharja ada yang mengatakan tidak bisa diurus orang lain dan harus diurus sendiri , kata kerabat Sellyna”, ucap Hutahaean.
“Oleh karena informasi itu maka dalam hal ini ada dugaan bahwa ada oknum Petugas Asuransi yang akan melakukan praktek percaloan dan tidak senang saya mendampingi Sellyna untuk memperoleh haknya sebagaimana mestinya dan anehnya lagi tidak mungkin Sellyna berinisiatif untuk melaporkan saya ke Polresta Pekanbaru dengan tuduhan melakukan pemerasan kalau tidak ada yang mempropokatorinya dan menggiringnya ke Kantor Polisi, bahkan yang lebih anehnya lagi dengan gampang saja Petugas mendatangi saya padahal di kantor Asuransi  sepeserpun saya tidak pernah minta uang pada Sellyna,” kata Ketua itu.
Sementara Azwin yang disebut-sebut selaku Humas di Asuransi Jasa Raharja itu saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat Siang (19/7/2013) melalui HP nya menuturkan,” sebelumnya ibu Ana minta data ke Polresta, selanjutnya Petugas itu mengunjungi pihak ahli waris untuk memberitahukan persyaratan –persyaratan dan mengenai ibu Ana mendatangi ahli waris adalah  tugasnya dan dalam hal itu ibu Ana melakukan Sistem Jemput Bola untuk menghindari percaloan ,” terang pria yang disebut-sebut dekat  dengan para Wartawan itu.
Lebih lanjut Azwin menerangkan , ”mengenai berkas kosong yang disodorkan pada ahli waris saya tidak bisa mengatakan benar atau tidak karena saya tidak melihat sendiri ,tetapi bilamana ahli waris merasa dirugikan dengan cara meminta sejumlah uang atau dengan melakukan pemotongan maka petugas itu bisa dipecat,” jelas Azwin mengakhiri.(MRD/Red)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © September, 2012. Marwah Riau - All Rights Reserved
Design by Blogger Inside Inspired by Create Website
Proudly powered by Blogger