Nilai impor
Riau September 2012 mencapai US$ 179,92 juta. Turun 12,08 persen dibanding
Agustus 2012 yang besarnya US$ 204,65 juta. Sementara nilai impor Riau
Januari-September 2012 sebesar US$ 1,687 miliar.
“Turun 13,7
persen dibanding periode yang sama tahun 2011 yang besarnya US$ 1,484 miliar,”
ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Mawardi Arsyad.
Kontribusi
Nilai impor Riau terhadap Nasional bulan September 2012 sebesar 1,17 persen dan
pada periode Januari-September 2012 sebesar 1,19 persen.
Mawardi
memaparkan, impor migas Riau September 2012 mencapai US$ 41,10 juta, turun 4,32
persen dibanding impor bulan Agustus 2012 yang besarnya US$ 42,96 juta.
Sedangkan impor migas Januari-September 2012 sebesar US$ 365,95 juta dibanding
dengan Januari-September 2011 sebesar US$ juta mengalami kenaikan
sebesar 42,16 persen.
Impor non
migas September 2012 mencapai US$ 138,82 juta atau turun 14,15 persen dibanding
impor bulan Agustus 2012 yang besarnya US$ 161,69 juta. Bila dibandingkan
dengan impor non migas periode Januari-September 2012 yang mencapai US$ 1,321
miliar mengalami kenaikan sebesar 7,73 persen terhadap periode yang sama tahun
sebelumnya.
Selama
Januari-September 2012, impor non migas didominir oleh pupuk (HS 31) dengan
nilai US$ 306,02 juta (23,15 persen), diikuti mesin-mesin/pesawat mekanik (HS
84) US$ 289,36 juta (21,89 persen), mesin/peralatan listrik (HS 85) US$ 119,47
juta (9,04 persen), kertas dan karton (HS 48) US$ 62,02 juta (4,69 persen) dan
biji-bijian berminyak (HS 21) US$ 41,24 juta (3,12 persen) dengan kontribusi
kelimanya mencapai 61,89 persen.
Impor non
migas selama Januari-September 2012 dari China mencapai angka terbesar yaitu
US$ 210,67 juta (15,94 persen), diikuti Kanada US$ 181,72 juta (13,75 persen),
Singapura US$ 173,37 juta (13,12 persen), Malaysia US$ 160,80 juta (12,
persen), dan Amerika Serikat US$ 115,99 juta (8,78 persen), dengan kontribusi
kelimanya mencapai 63,76 persen terhadap keseluruhan impor non migas.
Menurut
golongan penggunaan barang, pada Januari-September 2012 impor bahan baku
penolong dan barang modal masing-masing sebesar US$ 1.246,36 juta dan US$
250,74 juta atau naik 20,35 persen dan 5,17 persen.
“Sedangkan
impor barang konsumsi sebesar US$ 190,47 juta atau turun 9,37 persen dibanding
periode yang sama tahun 2011,” terang Mawardi. (rls)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !