Direktur Pusat
Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria menilai, tidak disetujuinya
harga LPG 12 kg dinaikan oleh Pertamina, menjadi tamparan keras buat Dahlan
Iskan sebagai Menteri BUMN.
“Dengan tidak
disetujuinya Pertamina menaikan harga LPG 12 kg yang tadinya sudah mendapat
restu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, dapat diartikan bahwa Dahlan Iskan
tidak mampu meyakinkan presiden, Menteri ESDM dan Menko Perekonomian,"
kata Sofyano, dalam siaran persnya Minggu (10/3/2013).
Dengan kegagalan
ini, lanjut dia harusnya Dahlan Iskan secara ihlas meminta mundur dari jabatan
Menteri BUMN. "Dengan membiarkan Pertamina rugi secara terus menerus di
sektor bisnis LPG 12 kg jelas merupakan tamparan keras yang telak kepada Dahlan
Iskan sebagai menteri yg membawahi Pertamina," tukasnya.
Ditambahkan,
kerugian Pertamina di sektor bisnis LPG 12 kg yang jumlahnya sudah belasan
triliun rupiah seharusnya menjadi beban berat bagi Menteri BUMN. "Ketika
kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum,
harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG
bersubsidi. Namun ini belum pernah terdengar disuarakan oleh Dahlan,"
tutupnya.
Pertamina
berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini,
Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per
tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik
ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.
Sumber : Tribunnews
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !