Setelah dipecat
sebagai anggota Partai Amanat Nasional (PAN) Jember, Jawa Timur, Abdul Ghafur,
bersiap-siap melakukan perlawanan terhadap Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa.
"Saya akan
mengajukan surat keberatan kepada Ketua DPP. Bila perlu menempuh jalur hukum,"
kata Ghafur, Senin, 4 Maret 2013. Dia mengaku sudah berkonsultasi dengan
beberapa pengurus DPP, di antaranya Ibnu Billah. Ghafur disarankan mengajukan
keberatan disertai bukti-bukti bahwa dirinya tidak melakukan perbuatan seperti
yang dituduhkan.
Pemecatan Ghafur
berdasarkan surat keputusan yang diteken Hatta Rajasa dan Sekretaris Jenderal
Taufik Kurniawan. Dalam surat bernomor PAN/A/Kpts/KU-SJ/013/II/2013 itu
dinyatakan bahwa Ghafur diberhentikan sebagai anggota PAN dan kartu tanda
anggota (KTA) Ghafur dicabut.
Disebutkan bahwa
alasan pemberhentian Ghafur karena melakukan perbuatan tercela dan tidak
terpuji, dan dapat merusak citra PAN. Namun tidak diperinci apa yang dimaksud
dengan perbuatan tercela dan tidak terpuji tersebut.
Menurut Ghafur,
pemecatan itu terjadi karena dirinya dilaporkan menerima tunjangan sertifikasi
guru SMA Muhammadiyah 3 Jember sejak tahun 2009, yang mencapai Rp 100 juta.
"Itu tidak benar. Semua tunjangan sudah saya kembalikan," ujarnya
seraya menunjukkan surat tanda terima pengembalian uang dari Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Jember.
Menurut Ghafur,
pemecatan dirinya itu karena rekayasa politik dan dendam pribadi Ketua DPD PAN
Jember Evie Lestari. Namun Evie membantahnya. "Tidak ada dendam pribadi.
Ini urusan organisasi dan sesuai AD/ART partai," ucapnya. Apalagi sikap
DPP memecat Ghafur didasarkan pada rekomendasi DPD PAN Jawa Timur.
Evie mengatakan,
pada 2011 lalu, dua kali DPD PAN Jawa Timur memberikan surat peringatan agar
Ghafur tidak merangkap jabatan sebagai guru dan anggota DPRD. Namun peringatan
itu tidak diindahkan.
Wakil Ketua DPRD
Jember Miftahul Ulum mengatakan, pemberhentian Ghafur sebagai anggota DPRD
masih harus menunggu usulan DPD PAN Jember untuk melakukan pergantian
antar-waktu (PAW).
Sumber : Tempo
Sumber : Tempo
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !