Tim dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) bersama tim Pencegahan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Riau, turun
langsung ke SD 024 Hulu Peladangan, Dusun Lubuk Kandis, Desa Pauh Ranap,
Kecamatan Peranap, Jumat (7/6).
Langkah ini
dilakukan guna mengetahui secara jelas kronologis datangnya makanan dan
penyebab keracunan massal menyebabkan 279 siswa, orangtua dan guru SD 024 Hulu
Peladangan Lubuk Kandis mengalami mual, muntah hingga harus harus mendapatkan
perawatan di Puskesmas Peranap dan sejumlah klinik.
"Hari ini
kita langsung turun ke Dusun Lubuk Kandis untuk memantau dan mencari tahu bagaimana
kronologis makanan acara perpisahaan itu datang, kemudian dimana disimpan dan
lainnya diperlukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Inhu, Suhardi, Jumat
(7/6).
Suhardi
menjelaskan, tim yang turun ke SD 024 Hulu Peladangan sebatas pengumpulan data
dan melihat kondisi lingkungan secara langsung. Sedangkan sampel makanan serta
sisa muntah dari korban keracunan sudah diambil Tim P2PL Dinas Kesehatan
Provinsi Riau, Kamis (6/6) kemarin.
Sampel tersebut
sudah dibawa ke Pekanbaru untuk dilakukan uji laboratorium. Diperkirakan dalam
empat hari, hasil uji sampel tersebut sudah dapat diketahui.
"Jadi untuk
saat ini kita masih sebatas pengumpulan data saja, kalau hasil dan kesimpulan
penyebab keracunan belum bisa kita pastikan, masih menunggu hasil uji laboratorium,"
ungkapnya.
Sedangkan
seluruh korban keracunan hingga Jumat (7/6) sudah diperbolehkan dokter kembali
ke rumah masing-masing karena kondisinya sudah pulih.
"Terakhir
hari ini (kemarin) seluruh korban keracunan sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya
masing-masing," ungkap Suhardi.
Untuk
mengantisipasi keluhan korban keracunan, Dinas Kesehatan Inhu sudah mendirikan
posko pelayanan kesehatan di Pustu Sungai Ubo, tidak jauh dari Dusun Lubuk
Kandis. Sehingga warga ingin memperoleh pelayanan kesehatan tidak perlu harus
jauh-jauh ke Peranap.
"Kalau
nanti setelah diperiksa tenaga medis harus dirujuk ke Puskesmas, barulah mereka
akan kita berikan pelayanan di Puskesmas Peranap," tuturnya.
Dinas Kesehatan
Inhu juga sudah memberikan penyuluhan kepada masyarakat Dusun Lubuk Kandis
untuk berhati-hati mengkonsumsi makanan dan melihat bentuk, aroma dan sumber
makanan.
Sehingga
kejadian keracunan massal seperti ini tidak terjadi lagi. Suhardi mengatakan,
permasalahan belum dibawa ke ranah hukum. Terpenting dilakukan saat ini
keracunan tersebut tidak memicu konflik dan timbul isu menyesatkan, sehingga
ada pihak disalahkan.
Seperti
diketahui sebanyak 279 siswa, orangtua siswa dan guru SD 024 Hulu Peladangan,
Dusun Lubuk Kandis, Desa Pauh Ranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Inhu
mengalami keracunan usai mengikuti acara perpisahaan siswa kelas VI, Rabu (5/6)
kemarin.
Beruntung, tidak
ada korban jiwa pada peristiwa yang menggemparkan tersebut. Sedangkan penyebab
keracunan sampai saat ini belum bisa dipastikan dan harus menunggu hasil uji
laboratorium yang dilakukan Dinas Kesehatan Inhu bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan Provinsi Riau.
Namun dari
penuturan sejumlah korban, gejala mual, muntah dan dada terasa panas setelah
mereka menyantap nasi goreng disediakan pada acara perpisahaan tersebut.
Banyaknya jumlah korban keracunan karena acara perpisahaan murid kelas VI itu
diikuti seluruh siswa dan orangtua mulai dari kelas I hingga VI.
Mereka umumnya
datang membawa keluarga dan masing-masing membawa pulang nasi goreng hingga
disantap bersama anggota keluarganya. Akibatnya, korban keracunan berasal dari
berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, orangtua hingga terdapat dua
ibu tengah hamil tua.
Korban keracunan
tersebut dirawat di Puskesmas Peranap, Klinik Adinda, Klinik Aquila, Klinik Dr
Dani dan Klinik Yulia, semuanya berada di Peranap. Meski sudah ditampung di
Puskesmas dan empat klinik tersebut, banyak korban terpaksa menjalani perawatan
di lantai karena keterbatasan ruangan, khususnya di Puskesmas Peranap.

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !