Meriahkan Suasana, Pelanggan Angkringan “Mas Bro” Hadirkan Musisi Jalanan

Sabtu, 20 Juli 2013

Pekanbaru (Marwahriau.com)
            Angkringan yang dikenal sebagai penyedia nasi kucing plus wedang jahe khas Jogkakarta mulai tumbuh dan menjamur  di kota Pekanbaru-Riau.  Angkringan yang kerap disebut sebagai “kuliner malam”  ini buka sekira pukul 18.00 WIB sampai dengan 01.00 WIB dini hari.  Usaha yang memiliki semboyan “Makan Puas Harga Pas” ini pun menjadi buruan semua kalangan masyarakat.
            Angkringan yang berlokasi di depan kantor Polsek Bukit Raya termasuk angkringan yang ramai didatangi masyarakat untuk melepas lapar dan dahaga sembari rileks melepaskan kepenatan setelah seharian beraktivitas.
            Johar, Menejer Area Bimbingan Belajar PRIMAGAMA provinsi Riau yang merupakan pelanggan tetap angkiran “Mas Bro” yang berlokasi di depan kantor Polsek Bukit Raya kepada Marwahriau.com, Jum’at (19/07/2013) mengatakan, “Angkringan ini ramai diminati semua kalangan masyarakat karena sensasinya yang berbeda dari kuliner lainnya, sensasi rasa yang sesuai dengan lidah rakyat ini juga mampu menjadi alternatif yang pas untuk rileks guna melepaskan kepenatan setelah seharian beraktifitas, di angkringan ini kita bisa lebih bersantai dan berbagi cerita dengan pelanggan-pelangan lainnya, berkat angkringan ini saya jadi memiliki banyak rekanan dan teman, pokoknya “The Best deh buat angkringan “Mas Bro”, ungkapnya.
            “Seperti yang kita lihat bersama, saya bersama teman-teman lainnya yang menamakan perkumpulan kami dengan sebutan “Geng Modus” rela merogoh kantong untuk menghadirkan musisi jalanan sebagai penghibur pelanggan-pelanggan lainnya dalam menikmati santapan kuliner khas Jogjakarta ini,” imbuhnya di sela-sela alunan musik hiburan musisi jalanan.
            Hal senada juga diungkapkan oleh Lamro Sitanggang yang juga merupakan pelanggan tetap angkirngan  “Mas Bro” depan Polsek Bukit Raya, “Angkringan ini memang cocok untuk segala usia dan segala suku, di angkringan ini kami merasakan tidak adanya perbedaan ras, suku maupun profesi, “Geng Modus” ini saja terbentuk karena sensasi perbincangan yang nyambung dari berbagai ras, suku dan profesi, di angkringan “Mas Bro” inilah kami menyebut perkumpulan kami dengan sebutan “Geng Modus” yang terdiri dari suku Minang, Jawa, Melayu, Batak dan lain-lain”, kami mengundang musisi jalanan ini selain untuk menghibur juga untuk memberdayakan para musisi jalanan, dan merubah paradigma masyarakat tentang hal-hal buruk mengenai musisi jalanan, karena menurut kami musisi jalanan pada umumnya berasal dari keluarga yang memang minim dari sektor ekonomi yang perlu untuk diperhatikan dan diberdayakan,” terangnya. (Canggih)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © September, 2012. Marwah Riau - All Rights Reserved
Design by Blogger Inside Inspired by Create Website
Proudly powered by Blogger