Pelalawan
(Marwahriau.com)
Terkait sangat minimnya tunjangan bagi guru di
daerah terpencil dan sangat terpencil, saat ini Pemerintah Daerah diminta untuk
segera bisa menindak lanjuti keluhan sejumlah guru yang mengajar di daerah
terpencil dan sangat terpencil untuk menaikkan dana tunjangannya.
Soalnya,
mahalnya biaya transportasi dan tingginya biaya hidup menjadi alasan utama para
guru untuk tidak betah berlama-lama tugas di daerah terpencil. Kondisi ini akan
sangat buruk imbasnya pada dunia pendidikan di daerah terpencil tentunya.
Terkait
persoalan itu, Bupati Pelalawan HM Harris berjanji akan segera melakukan
langkah-langkah untuk mengatasi keluhan para guru. Namun tentunya hal ini
harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah, "Artinya, kita lihat
terlebih dahulu kondisi keuangan Pemda, bisa atau tidak Pemda menambah besaran
tunjangan itu," jelas Bupati Harris akhir pekan lalu.
Harris
menjelaskan bahwa dirinya juga menginginkan pendidikan didaerah ini bisa
maju. Sambung Bupati, jika pendidikan ini ingin maju, tentunya perhatian serius
juga harus diberikan kepada para guru, "Dihitung dulu berapa dananya untuk
bisa memenuhi itu. Kalau tidak bisa di APBD-Perubahan akan kita anggarkan di
APBD tahun 2014," tandasnya.
Sebelumnya,
beberapa waktu lalu seperti yang pernah diberitakan di Media ini, sejumlah guru
yang bertugas di daerah terpencil dan sangat terpencil, seperti M Rasyid
dan Tohari, mengaku sejak tahun 2006 lalu, tunjangan bagi guru yang mengajar di
daerah terpencil sebesar Rp. 500.000, dan Rp.700.000 tunjangan bagi guru yang
mengajar di daerah sangat terpencil.
"Sampai
saat tunjangan tersebut belum pernah mengalamai kenaikan," ungkap M Rasyid
dan Tohari saat itu, mereka menilai jumlah tersebut sudah tidak relevan dengan
tingkat kebutuhan saat ini.
Mewakili para
guru, Ketua PGRI Pelalawan M Syafi'I, S.Pd, M.Si meminta kepada Pemerintah
Daerah, bisa menaikan besaran tunjangan bagi para guru didaerah terpencil dan
sangat terpencil.
"Kita minta
untuk daerah terpencil dari Rp.500.000 menjadi Rp.2 Juta, dan sangat terpencil
dari Rp.700.000 menjadi Rp.2,5 Juta. Agar para guru yang bertugas didaerah
tersebut bisa menjalankan tugasnya dengan baik," jelasnya.
Syafi'I
menambahkan bahwa penambahan tunjangan mesti dilakukan pemerintah, agar banyak
guru yang tidak pindah dan agar termotivasi. Apalagi dengan kondisi saat
ini guru juga tidak bisa sepenuhnya ditekan untuk bekerja secara maksimal.
Intinya kesejahteraan guru harus ditingkatkan.
Senada dengan
pernyataan Ketua PGRI Pelalawan, Anggota DPRD Pelalawan, Nazaruddin Arnazh,
juga mendesak kepada Pemerintah Daerah untuk meninjau kembali. Dewan menilai,
besaran dana yang diberikan sejak tahun 2006 lalu itu dinilai sangat tidak
layak dan sesui dengan tingkat kebutuhan saat ini, "Pemda Pelalawan agar
segera melakukan evaluasi terhadap dana tunjangan bagi guru di daerah terpencil
maupun sangat terpenci," katanya.
Nazaruddin
mengingatkan bahwa permasalahan ini tentunya harus serius ditangani, agar
proses pendidikan didaerah tidak terganggu. Karena itu, dirinya meminta agar
pemerintah bisa segera mengevaluasi persoalan ini. Pasalnya, tingginya biaya
hidup dan transportasi di wilayah terpenci dan sangat terpencil sangat tinggi
dan beda dengan daerah perkotaan.
Misalnya saja,
Nazaruddin mencontohkan, di Kecamatan Kuala Kampar. Di wilayah seperti
kecamatan Kuala Kampar sangat tinggi untuk biaya hidup, terlebih di sana untuk
transportasi dengan jalur air sangat mahal. Karena menurutnya, majunya dunia
pendidikan juga harus diiringi tingkat kesejahteraan para guru, selain itu
sangat perlunya dilengakpi fasilitas penunjangnya, "Kita minta Pemda untuk
menaikkan besaranya. Selain itu, agar para guru yang ditempatkan di sana bisa
lebih ringan maka mess para guru yang ada juga harus dibenahi dan jika sekolah
tersebut belum ada, maka secara bertahap untuk segera dibangun,"
pungkasnya. (adi)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !