Kementerian
Kehutanan RI bersama lembaga konservasi "ex-situ" Taman Safari
Indonesia dan Pairi Daiza-Belgia, akan menjadikan Taman Nasional Tesso Nilo di
Provinsi Riau sebagai Pusat Konservasi Satwaliar.
“Klinik gajah
adalah bangunan pertama yang akan didirikan di atas lahan seluas 2 hektare di
kawasan taman nasional itu,” kata Direktur Taman Safari Indonesia (TSI)
Cisarua, Bogor, Jansen Manansang.
Pembangunan
pusat konservasi tersebut akan dimulai dengan peletakan batu pertama oleh
Menteri Kehutanan Zukifli Hasan yang rencananya akan dilaksanakan pada Kamis
(7/2).
Jansen Manansang
menjelaskan klinik gajah itu diharapkan mampu menjadi embrio bagi pembangunan
pusat konservasi satwaliar secara bertahap dan berkelanjutan. “Dari klinik ini
diharapkan mampu menjadi pusat edukasi, penelitian dan ekowisata untuk
menguatkan keberadaan Taman Nasional (TN) Tesso Nilo,” katanya.
Dikemukakannya
bahwa sebagai tahap awal, di klinik gajah itu akan dibangun bangunan untuk
kegiatan medis meliputi pengobatan yang dilengkapi dengan peralatan yang
memadai untuk perawatan 16 ekor gajah.
“Termasuk
fasilitas penunjang seperti "holding area", sumur, dan pengadaan
pakan,” katanya. Selanjutnya untuk kepentingan administrasi, kata dia, akan
terintegrasi kantor dan ruang "mahout" (pawang gajah).
Ke depannya,
menurut dia, di pusat konservasi itu juga akan dibangun komplek pemukiman untuk
para "mahout", fasilitas untuk konservasi satwa liar dan lainnya.
“Intinya di fasilitas yang akan dibangun ini, mudah-mudahan dapat menjadi pusat
kegiatan konservasi, edukasi, penelitian dan ekowisata bagi kepentingan
satwaliar endemik Sumatera,” katanya. (rls)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !