Ketua Departemen
Humas dan Keprotokoleran DPW PKS Riau Mansyur HS mengakui bahwa partainya
menghendaki HR. Mambang Mit menjadi Dewan Pakar DPW PKS Riau. Hal itu memang
belum menjadi kesepakatan dari keduabelah pihak, namun komunikasi mengarah
secara informal sudah sering dilakukan. Dari komunikasi tersebut, PKS belum
bisa menyimpulkan apakah tawaran itu diterima atau tidak, namun besar harapan
Mambang Mit bersedia.
Dewan pakar
dalam strukturisasi DPW PKS Riau sampai saat ini belum terisi. Sedangkan sesuai
ketentuan organisasi partai tersebut, menyarankan posisi tersebut diisi oleh
orang-orang profesional.
Diterangkan
Mansyur, Dewan Pakar merupakan lembaga khusus yang bersifat otonom.
Posisi ini bisa ditempati oleh orang non partai namun dalam bidangnya, apakah
sebagai birokrat, atau berpengalaman memimpin partai atau akademisi bisa
dijadikan sebagai pengisi posisi Dewan Pakar. Sedangkan fungsi dewan
pakar itu untuk memberikan masukan, pertimbangan,arahan dan segala macam
terkait kemajuan partai.
Masukan atau
pertimbangan dari dewan pakar tidak bersifat mengikat, seperti fungsi dewan
syuro. Namun masukan dan pertimbangan Dewan Pakar menjadi pembahasan dalam
rapat dewan pimpinan tingkat wilayah (DPTW) partai.
"Di PKS,
ada namnya struktur tiga tungku sajarangan, yakni DPW, Dewan Syariah Wilayah
atau ini lembaga yang memberikan fatwa dan , majelis pertimbangan wilayah MPW.
Sedangkan dewan pakar berdiri sendiri sebagai lembaga otonom," ujar anggota
DPRD Riau ini.
Meskipun dewan
pakar diisi oleh orang non partai atau non kader, tetapi muaranya tetap
diupayakan menjadi kader PKS nantinya.
"Misalnya
dia diminta maju sebagai wakil rakyat di senayan melalui PKS, atau maju di
tempat lainnya yang sesuai dengan kapasitasnya.
Tak mungkin
orang sekelas pak Mambang kita minta jadi ketua DPC, tentu kita tempatkan dia
pada posisinya," ujarnya.
Sedangkan alasan
menawarkan posisi dewan pakar kepada eks ketua DPD Partai Demokrat Riau itu,
menurut Mansyur HS dalam rangka memperdekat hubungan dengan kader PKS.
Pasalnya, permintaan Jon Erizal kepada Mambang untuk berdampingan maju di
Pilgubri merupakan permintaan yang tepat.
Selain itu,
Mambang Mit juga dalam keadaan tidak terikat partai setelah menyatakan pengunduran
dirinya dari partai Demokrat, 29 Mei lalu. Kesempatan itu menjadi pertimbangan
bagi PKS mengingat wakil gubernur Riau itu punya pengalaman di
pemerintahan.
"Beliau
kita pandang sangat cakap. Beliau berpengalaman memimpin partai besar di Riau.
Jadi kenapa tidak kita tawarkan,"katanya.
Untuk saat ini,
lanjutnya, PKS tidak terlalu getol membicarakan tawaran itu kepada Mambang Mit.
Sebab, PKS akan berjuang dulu untuk memenangkan Pilgubri. PKS juga tidak mau
mengganggu kesempatan Mambang Mit untuk fokus menyongsong Pilgubri 2013 dengan
pembahasan lainnya terlebih dahulu.
"Nanti ini
akan menjadi pembicaraan ditingkat DPW terlebih dahulu. Nanti kalau sudah
menang di Pilgubri baru kita bicarakan secara khusus," katanya.
Ternyata tidak
hanya Mambang Mit yang diajak PKS menempati posisi Dewan Pakar. Bakal Calon
Gubernur yang juga kader Golkar Herman Abdullah serta bakal calon gubernur
jalur perseorangan Wan Abu Bakar. Bedanya dengan Mambang Mit, PKS sudah mulai
membicarakan secara informal. Sedangkan dengan Herman Abdullah dan Wan Abu
Bakar masih dalam perencanaan untuk mengadakan pembicaraan.
Alasannya,
Herman Abdullah merupakan mantan walikota Pekanbaru dua periode dan tidak
terikat dengan persoalan hukum dipandang sebagai sosok yang taat, santun dan
bersih. Selain itu, Herman juga sudah lama bertungkus lumus sebagai salah satu
kader Golkar terbaik. Begitupun dengan Wan Abu Bakar. Politisi senior PPP ini
sudah pernah menjadi wakil gubernur, gubernur Riau serta saat ini menjadi
anggota DPR RI.
"Sosok
seperti Herman Abdullah, Wan Abu Bakar, juga dirindukan PKS untuk menempati
posisi dewan pakar bersama Mambang Mit," katanya.
Untuk saat ini,
kata Mansyur, biarkan mereka fokus dengan Pilgubri terlebih dahulu. Setelah
pesta demokrasi rakyat Riau usai nantinya, baru keinginan tersebut diutarakan
kepada yang bersangkutan.
Ditanya tentang
Isjoni, bakal calon wakil gubernur jalur perseorangan yang mendampingi Wan Abu
Bakar, ternyata belum menjadi incaran PKS.
"Itu tunggu
dulu. Karena dia punya masalah, terkait gelar profesornya," ulasnya.
Sebelumnya, HR.
Mambang Mit belum menjawab ketersediannya atas tawaran PKS. Ia mengaku butuh
waktu sejenak untuk menenangkan diri.
"Untuk saat
ini, saya bersendirian dulu lah. Saya mau meresapkan dulu, dan nanti bagaimana
baiknya akan saya pikirkan. Nantilah, akan saya pikirkan tawaran itu,"
kata Mambang.
Namun demikian,
Mambang tidak menutup diri untuk menerima tawaran tersebut. Dia juga merasa
cocok dengan PKS.
Sementara itu,
Wan Abu Bakar yang dihubungi melalui sambungan selulernya, Jumat kemarin
mengatakan akan memikirkan terlebih dahulu terkait tawaran itu. Karena saat ini
dia butuh waktu untuk fokus dengan pencalonan dirinya sebagai gubernur jalur
independen.
"Oh, kalau
itu saya pikirkan dululah," ujarnya.
Dia juga mengaku
belum ada pembicaraan khusus atau tawaran langsung dari PKS. Namun dia
berterimakasih bila PKS mempercayakan posisi dewan pakar kepadanya. Sebab, saat
ini dia masih menjadi kader bahkan orang tua di PPP Riau.
"Kita kan
belum ada komunikasi dengan PKS. Apalagi saat ini saya fokus dululah dengan
Pilgubri," ujarnya.
Sedangkan
sekretaris Herman Center, Fauzi mengaku terkejut dengan tawaran itu. Dia
tertawa karena belum mendengar selama ini. Namun demikian, dia segera
melaporkan ke Herman Abdullah terlebih dahulu.
"Wah, itu
saya belum bisa komentar. Saya berunding dulu sama pak Herman. Mana tahu
tawaran PKS langsung bersama beliau," ujarnya.

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !