![]() |
Ilustrasi |
Berdasarkan data
dari BPS kabupaten Bengkalis, yang termasuk kategori warga miskin 28 ribu
Kepala Keluarga (KK) se kabupaten Bengkalis pada tahun 2011 lalu, namun yang
menerima BLSM se kabupaten Bengkalis hanya 19 ribu Kepala Keluarga (KK) pada
tahun 2013 ini, menurut keterangan dari Koordinator BPS kecamatan mandau
Zulkifli ( zul jenggot) kepada media
ini, dan yang selebih BPS kabupaten Bengkalis kehilangan intruksi selanjutnya,
karena mengenai data masyarakat miskin langsung di kelola oleh TNP2K kabupaten
Bengkalis, H Suyatno sebagai wakil bupati kabupaten Bengkalis, di hubungi wakil
bupati Bengkalis melalui telpon genggamnya tidak di angkat dan melalui sms juga
tidak di balas, menurut pemuda sakai desa petani Tuijan (32) yang mewakili ratusan KK yang ada di Desa Petani, pemerintah
di tingkat desanya sampai ke tingkat kabupaten tidak transparansi dalam
menjalankan tugasnya, seolah-olah masyarakat miskin ini di jadikan proyek bagi oknum-oknum
aparatur pemerintah setempat,
Keputusan yang
di ambil oleh para Petinggi Negara Republik Indonesia ini yaitu dengan
menaikkan harga BBM pada masa-masa yang sedang sulit dan pada masa akan
menghadapi Bulan Puasa dan menjelang hari raya Idul Fitri sepertinya menyisakan
asumsi yang negative dan situasi yang semakin buruk dalam kehidupan masyarakat
pada umumnya.
Dampak dari
kenaikan harga BBM itu sendiri tentunya sangat berpengaruh kepada seluruh
lapisan masyarakat dan bagi kegiatan
masyarakat. Baik itu masyarakat ekonomi atas, menengah, terlebih lagi bagi masyarakat ekonomi bawah/ miskin. Untuk
mengimbangi dampak yang dialami oleh masyarakat ekonomi bawah/ miskin,
pemerintah pusat kembali mengeluarkan kebijakan program pemberiaan bantuan kepada
masyarakat ekonomi bawah/ miskin yaitu berupa pemberian bantuan uang tunai,
yang kemudian disebut Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ( BLSM ) yang mana
Pemberian tersebut sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi. Adapun hal
BLSM tersebut sudah disetujui dan sudah disahkan oleh DPR RI dan serta Pemerintah
Pusat di Jakarta.
Bertempat di
gedung aula pertemuan kantor Camat Pinggir, pada hari selasa (09/07), ribuan
masyarakat se-Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, hadir memadati ruangan
aula pertemuan tersebut untuk menerima/ pencairan dana BLSM. Penyaluran
BLSM tersebut di salurkan langsung oleh pihak Pos Indonesia cabang Duri-Mandau.
Dan di dalam acara pembagian BLSM itu mendapat pengamanan dari sejumlah petugas
kepolisian wilayah Kecamatan Pinggir.
Kasi KeSosBud
Kecamatan Pinggir, Drs.H.Sutrisno, saat ditemui menerangkan, “Pihak kantor
camat hanya sebagai fasilitator saja. Penyaluran BLSM yang terlaksana di aula
kantor Camat Pinggir ini merupakan hasil dari koordinasi Camat Pinggir dengan
pihak PT.Pos Indonesia”ucapnya.
“Perihal
data-data penerima BLSM khususnya untuk wilayah kecamatan Pinggir, Drs.H.
Sutrisno, kembali menjelaskan, data-data tersebut kita peroleh dari data BPS
Tahun 2011 yang lalu. Kemudian data tersebut kita serahkan ke masing-masing
Kelurahan dan Desa se-Kecamatan Pinggir untuk di periksa kembali” jelasnya.
Sementara,
pantauan tim di lapangan, penyaluran BLSM untuk wilayah Kecamatan Pinggir,
banyak di temui memakai data- data yang tidak sesuai dengan keadaan masyarakat
yang sebenarnya. Dimana masih ada masyarakat yang ekonominya mampu, masih juga
terdata menjadi penerima BLSM. Sebaliknya, masyarakat yang benar- benar tidak
mampu dan seharusnya mendapat BLSM, tidak terdata sebagai penerima BLSM. “Data
yang sebenarnya yang dipakai untuk penyaluran BLSM apakah data dari BPS atau
dari data setiap petugas perangkat Desa, setingkat RT .
Mengingat
banyaknya data yang di terima oleh Kelurahan atau Desa yang tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya maka terjadilah sedikit keributan/kekisruhan
saat pembagian BLSM. Yang mana akar persoalan kekisruhan BLSM sesunguhnya
bermula pada penggunaan data BPS Tahun 2011 tersebut sebagai basis data
kemiskinan penerima BLSM. Padahal dalam rentang dua tahun ini sudah terjadi
perubahan yang signifikan, mulai dari mobilitas penduduk, turun naiknya
pendapatan masyarakat, serta ada orang yang sudah meninggal dan sebagainya.
Perubahan-perubahan itulah yang tidak terverifikasi oleh pemerintah sebelum
membagikan BLSM tersebut.
Sementara, di
kecamatan Pinggir, Kelurahan Titian Antui, menolak menyalurkan BLSM kepada
warganya. Dimana, PLH Kelurahan Titian Antui, Ratna, saat ditemui tim di
kantornya mengungkapkan, “Memang benar kami seluruh perangkat petugas
dikelurahan Titian Antui ini untuk sementara menangguhkan penerimaan BLSM untuk
warga kami. Dengan alasan, data yang diberikan oleh pihak BPS melalui pihak Pos
Indonesia kepada kami merupakan data BPS Tahun 2008. Tentunya data tersebut
tidak akurat lagi, sudah berjalan 5 Tahun, dan bahkan ada tercatat sebagai
penerima BLSM di data BPS tersebut yang merupakan pegawai negeri sipil, ungkap
PLH tersebut. Agar tidak terjadi yang tidak diinginkan, kami akan verifikasi
kembali data-data tersebut, dimana warga yang berhak menerima BLSM haruslah
benar-benar di data sebagai penerima BLSM tersebut”, ungkapnya dengan tegas.
Tantangan Nasionalisme
saat ini bukan persoalan berhadapan dengan penjajah, saat ini justru kita
berhadapan dengan diri kita sendiri, yaitu menciptakan kehidupan rakyat yang
adil dan makmur sejahtera. Mereka ( Rakyat ), hanya mendapat 600 ribu saja,
sedangkan ada pihak-pihak tertentu yang diberikan 1 milyar. Dimana keadilan yang
di nyatakan dalam butir ke-5 Pancasila tersebut. (Amir)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !