Oleh
: Uut Ratih Pratiwi (Mahasiswi STIFAR Pekanbaru)
Aku adalah anak
satu – satunya, namaku yogi. Kini aku menduduki bangku SMP kelas 3. Aku
terlahir dari keluarga sederhana, Ayahku bekerja sebagai pembuat kursi sekolah,
sedangkan Ibuku hanya sebagai iburumah tangga sambil membuka warung dirumah.
Kami tinggal di sebuah kampung yang jauh dai keributan kota, betul – betul
terpencil. Bila kami sakit, kami harus ke puskesmas pembantu di kampung ini,
itu pun jaraknya 15 km dari rumahku.
Suatu
hari disaat aku tiba di rumah sepulang sekolah ibu tiba – tiba teriak memanggil
namaku. Dengan segera Aku menghampiri ibuku, “ya bu..” lalu ibu menjawab dengan
tergesa – gesa. “tolong nak, Ayahmu pingsan terpeleset dari kamar mandi, cepat
kamu ketempat pamanmu untuk meminjamkan mobilnya.” Lalu aku pun segera ke rumah
paman yang kebetulan rumahnya tidak begitu jauh dari rumahku.
Sesampainya
dirumah paman, aku segera mengatakan maksud kedatangan aku kerumahnya, “paman
tolong kami, ayah terpeleset dari kamar mandi, yogi ingin meminjam mobil untuk
membawa ayah kerumah sakit.” Lalu paman berkata, “maaf yogi, hari ini paman
menggunakan mobil untuk belanja kepasar membeli bahan.” Dengan sembari membujuk
pun aku sedikit memohon pada paman, “paman, kami sangat membutuhkan bantuan
paman saat ini, ayah harus dapat pertolongan pertama paman..” lalu paman
berkata lagi dengan merasa tidak bersalahnya, “maaf yogi tidak bisa.” Lalu aku
pun pulang dengan rasa kesalku.
Sesampai
dirumah aku lalu menggendong ayahku menuju tempat tidurnya. Ibu pun bertanya
kenapa aku pulang dengan tangan kosong, aku hanya berkata pada Ibu, “aku tidak
berhasil membujuk paman.” Ujarku dengan nada kecewa.
Tak
lama kemudian, ayah tiba – tiba mendadak sesak nafas, aku bingung tidak
kepalang, ibuku hanya menangis. Beberapa menit kemudian Ayah tediam, berhenti
tanpa reaksi apa – apa lagi, lalu aku memanggil mangil ayahku dan memeriksa
denyut nadi ayahku, ternyata.... “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un” dengan
berurai air mata aku dan Ibu menangis. Kami tidak menyangka ayah pergi dengan
secepat itu.
Sejak
kejadian itu, aku sebagai anak satu – satunya Ibu, aku bertekad untuk
membelikan Ibu mobil. Aku ingin menunjukkan kepada paman kalau kami bisa tanpa
bantuan paman. Cukup sekali itu dan untuk terakhir kalinya aku kerumahnya.
Karena paman tidak mau meminjamkan mobilnya ayahku telat mendapatkan
pertolongan pertama.
Aku
berkata pada Ibu, “Bu, yogi janji pada ibu, yogi akan membelikan Ibu mobil,
yogi akan membawa Ibu jalan – jalan keliling kampung ini bu.” Ibu hanya
tersenyum dan menjawab, “Ia nak.. amin..”
Aku
serius menyelesaikan sekolahku, setelah selesai aku bekerja untuk mengumpulkan
uang buat membelikan Ibu mobil. Memang gajiku tidak seberapa dan tidak cukup
untuk membelikan Ibu mobil baru, tapi aku sudah mengincar mobil temanku yang
ingin dijualnya.
Aku pun terus menabung, setiap ku gajian
selalu kumasukkan kedalam celengan kalengku. Dan akhirnya uang buat membeli
mobil pun terkumpul, meskipun cukup lama dan menyita umurnya, tetapi aku telah
berhasil membelikan ibu mobil.
Segera
ku membeli mobil itu, dengan sudah membayangkan betapa senangnya memandang
senyuman ibu ketika duduk disampingku, mengajak ibu keliling kampung ini aku
pun segera pulang.
Sesampainya
dirumah, segera aku masuk dan memanggil Ibu dengan wajah senangku. Tapi.. aku
pun menjatuhkan kunci mobilku.. aku terkejut melihat Ibu terbaring dilantai
kamarnya, aku pun langsung berlari menghampiri ibu, “bu.. ibu kenapa..? bu...”
aku terus berusaha menyadari Ibu, tapi apa dayaku... aku menangis, ternyata Ibu
telah tiada... “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un” aku menangis memeluk ibu
yang terbaring di pangkuanku.
Aku
akhirnya membawa Ibuku pergi keliling kampung dengan mobil yang kubeli untuk
Ibu, Ibu duduk disampingku mengenakan safety belt.. “bu, aku telah memenuhi
janjiku padamu, aku juga telah mengajakmu keliling kampung, aku sayang ibu..”
aku menangis melepas kepergian ibu, mengantarkannya ketempat peristirahatannya
yang terakhir.. itu lah hadiah yang kuberikan diujung nafasnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !